Walaupun radio kampus tidak sepopuler media daring atau platform gawai yang kini sedang gencar-gencarnya berkembang, tapi tidak bisa dipungkiri setiap universitas memiliki radio kampusnya sendiri.
Dahulu, radio kampus masih 'mencuri-curi' frekuensi sehingga banyak radio mahasiswa yang berkeliaran bebas di rentang frekuensi dari 88.5 sampai 107.9 Frequency Module (FM). Tetapi, sejak adanya Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Komunitas, mengharuskan radio komunitas berada pada tiga frekuensi, yakni 107.7, 107.8, dan 107.9 FM.
Radio komunitas, menurut situs Wikipedia adalah stasiun radio yang berasaskan dari, oleh, untuk, dan tentang komunitas. Era reformasi tahun 1998 menjadi awal tonggak berkembangnya radio komunitas yang sedikit demi sedikit terus bermunculan terutama di awal tahun 2000. Bicara tentang komunitas, tak lepas kaitannya dengan mahasiswa. Karakteristik mahasiswa yang memiliki idealisme tinggi membuat antar mahasiswa saling membuat suatu perkumpulan sebagai medium mengekspresikan idealismenya tersebut. Di antara sekian banyak medium, radio kampus cukup menarik perhatian.
Tak mengherankan bila di setiap universitas pasti memiliki setidaknya satu radio kampus. Seperti Eska FM (Universitas Pendidikan Indonesia), 8EH Radio (Institut Teknologi Bandung), Agri FM (Institut Pertanian Bogor), RTC (Universitas Indonesia), FUN Radio (Universitas Padjadjaran), dan lainnya.
Tapi, satu hal yang menjadi permasalahan adalah bahwa eksistensi radio kampus masih kurang dibandingkan media kampus lainnya. Kurangnya perhatian dari pihak kampus dan mahasiswanya sendiri menjadi penyebab hal tersebut, ditambah dengan perkembangan media daring yang semakin pesat.
“Tidak bisa dipungkiri kalau anak muda (mahasiswa) lebih menyukai hal yang praktis. Platform baru seperti YouTube dan kawan-kawan membuat penggiat radio kampus harus memutar otak agar banyak mahasiswa kembali mau mendengarkan radio,” kata mantan General Manager 8EH Radio ITB, Silmi Sabila yang ditemui di ITB baru-baru ini.
General Manager Loopies Radio Fakultas Teknologi Industri Pertanian Unpad, Danisworo memiliki pendapat yang senada dengan Silmi. Menurutnya, mahasiswa jadi faktor penting bagi eksistensi radio kampus. “Dukungan dari mahasiswa itu sendiri sangat berarti bagi kelangsungan radio kampus,” kata Danisworo saat diwawancara baru-baru ini.
Namun di sisi lain, Station Manager Fikom Unpad Network (FUN) Radio Unpad, Raka Yulio Pratama memiliki pandangan berbeda terkait kurangnya eksistensi radio kampus di kalangan mahasiswa. Menurutnya, pengelola radio kampuslah yang perlu mendapat perhatian. “Radio kampus sudah berjalan baik, tapi belum maksimal karena pengelolaannya yang belum optimal dan masih sering terdapat miss,” ungkap Raka ketika diwawancarai di Lab Radio Fikom Unpad, Rabu (26/4/2017).
Tambahnya, konten yang didominasi hiburan semata juga menjadi salah satu faktor. “Konten hiburan terus menerus seperti itu jadi pekerjaan rumah bagi radio kampus untuk bisa menggali ide lebih dalam lagi,” ucap Raka.
Bicara soal konten, sudah sepatutnya radio kampus menyajikan konten yang berkualitas dan berimbang. Silmi Sabila mengatakan bahwa radio kampus harus peka terhadap isu di lingkungan sekitarnya. “Sebagai salah satu media kampus, sudah seharusnya radio kampus itu tidak apatis terhadap isu-isu pemberitaan. Radio kampus harus aktif terhadap isu-isu yang terjadi di lingkungan kampus. Walaupun begitu, tetap harus update dengan isu-isu yang ada di luar kampus. Intinya, radio kampus harus peka terhadap semua isu yang ada,” ujarnya.
Akhirnya, dapat dikatakan bahwa radio kampus masih dan sedang memiliki segudang pekerjaan rumah untuk dapat menciptakan sebuah media yang mencitrakan gaya hidup mahasiswa. Dengan fakta setiap universitas memiliki radio kampusnya sendiri, di mana itu artinya juga tersedianya penggiat berupa sumber daya manusia, sudah saatnya radio kampus menunjukkan eksistensinya sebagai media yang 'mahasiswa banget'. Tinggal sekarang bagaimana mengelola sumber daya manusianya agar bisa menghasilkan konten-konten berbobot, tak hanya diisi oleh hiburan belaka. (ded/ded)
Baca Kelanjutan Tantangan Radio Kampus di Tengah Gaya Hidup Mahasiswa - CNN Indonesia : http://ift.tt/2sPkfql
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tantangan Radio Kampus di Tengah Gaya Hidup Mahasiswa - CNN Indonesia"
Post a Comment