Search

Korban Sedih Lihat Gaya Hidup Bos First Travel yang Glamor - Detikcom (Siaran Pers) (Pendaftaran)

Jakarta - Calon jemaah umrah korban First Travel sedih melihat gaya hidup Andika Surachman dan istrinya, Anniesa Hasibuan, yang glamor. Saat korban bersusah payah mengumpulkan uang untuk umrah, bos First Travel malah hidup serba mewah dan tidak dapat mempertanggungjawabkan nasib jemaah.

"Jemaah melihat melihat gaya hidup bos First Travel yang tidak mampu memberangkatkan mereka tetapi gaya hidupnya luar biasa, buat jemaah dan agen sangat menyakitkan," ujar kuasa hukum korban penipuan First Travel, Aldwin Rahardian, saat dimintai konfirmasi detikcom, Kamis (24/5/2017).

Aldwin mengatakan jemaah melakukan berbagai upaya untuk dapat membayar biaya ibadah umrah ke First Travel. Mereka bahkan ada yang sampai menggadaikan sertifikat kepemilikan tanah.

"Ini juga apa yang dilakukan oleh mereka ini zalim luar biasa, sementara jemaah yang belum berangkat itu dengan berbagai macam latar belakang. Ada juga yang pingin berangkat sampai menggadaikan sertifikat dan sampai menjual sawah, susah payah mereka mengumpulkan uang karena ingin ke Tanah Suci," kata Aldwin.

Jemaah tidak menduga uang yang didapatkannya dengan susah payah berujung ketidakjelasan pihak First Travel. Jemaah yang susah payah mengumpulkan uang ternyata sangat berbanding terbalik dengan gaya hidup bos First Travel yang dengan mudah menghambur-hamburkan uang.

"Sangat kontras terlihat ketika bos First Travel yang sudah ditangkap ini terus kemudian diselidiki dan terbuka kenyataan bahwa uangnya diduga digunakan untuk kepentingan pribadi dari mulai liburan dan konsumtif gaya hidupnya, gaya hidupnya kan glamour luar biasa. Itulah kenapa ribuan jemaah dengan tangisan dan doanya berbahaya, doanya kan doa orang yang terzalimi," imbuhnya.

Jemaah kini berharap uangnya dapat kembali meski mereka batal menunaikan ibadah umrah. Berbagai cara harus dilakukan walau dengan menjual aset yang dimiliki bos First Travel. Aldwin mengatakan upaya mengembalikan uang jemaah melalui aset bos First Travel dapat dilakukan setelah ada putusan pengadilan.

"Mereka sekarang ingin meminta pertanggungjawaban bahwa hak mereka harus kembali. Kalau kemudian nanti diputuskan terbukti dan masuk dugaan tindak pidana pencucian uang, ini aset kan disita, diharapkan ketika aset ini dikembalikan negara, pengadilan bisa putuskan lebih lanjut untuk dikembalikan kepada jemaah," jelas Aldwin.

Menurut Aldwin, jumlah aset bos First Travel yang diketahui saat ini tidak sebanding dengan jumlah uang yang disetor 58.000 jemaah yang belum berangkat. Cara lain yang bisa dilakukan adalah menjadikan status First Travel pailit. Kegiatan hukum First Travel dalam melakukan transaksi keuangan dapat dibatalkan dalam satu tahun ke belakang setelah statusnya pailit.

"Kalau misalkan PKPU, penundaan utang itu sudah dikabulkan 45 hari penundaan utang. Hanya kan kita tahu sendiri dengan kondisi uang aset itu tidak berbanding dengan 58.000 jemaah yang belum berangkat. Kalau gagal bayar dalam 45 hari, ini bisa langsung gugat pailit dengan gugatan namanya actio pauliana," ucapnya.

"Actio pauliana ini itu memungkinkan perbuatan hukum tersangka atau direksi dalam setahun ke belakang bisa dibatalkan. Jadi misalkan dia menghibahkan aset, menjual aset, dalam proses setahun ke belakang ini bisa dibatalkan. Nah ini untuk memaksimalkan untuk jemaah, karena jemaah ini mungkin yang di pelosok itu masih menunggu untuk berangkat, nah yang sudah mengakses informasi ini itu kan sudahlah, pokoknya uang kita dikembalikan," tambahnya.
(nvl/dnu)

Let's block ads! (Why?)


Baca Kelanjutan Korban Sedih Lihat Gaya Hidup Bos First Travel yang Glamor - Detikcom (Siaran Pers) (Pendaftaran) : http://ift.tt/2iw2CIj

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Korban Sedih Lihat Gaya Hidup Bos First Travel yang Glamor - Detikcom (Siaran Pers) (Pendaftaran)"

Post a Comment

Powered by Blogger.