Search

Lari Bukan Sekadar Gaya Hidup - Lampost

BANDAR LAMPUNG (Lampost.co) -- Menjalani hidup sehat sudah menjadi budaya masyarakat perkotaan saat ini. Tidak hanya menyantap makanan sehat, masyarakat pun mengikuti tren olahraga, salah satunya lari. Bahkan, kini banyak terbentuk komunitas-komunitas pelari. Tak tanggung-tanggung mereka pun aktif mengikuti berbagai event lari yang digelar di berbagai kota besar di Indonesia hingga ke luar negeri.
Salah satu penghobi lari adalah Rizky Okti yang mulai tertarik dengan lari sejak 2013. Selain lari, alumni FKIP Universitas Lampung itu juga menyukai olahraga basket. " Kalau dibilang kenapa suka lari, karena saya memang hobi olahraga. Dan lari salah satu olahraga yang menurut saya cukup menyenangkan," kata dia.
Selain hobi, alasan kesehatan juga melatarbelakangi pria yang bergabung di komunitas Pacers itu. Dengan berlari, menurutnya banyak manfaat yang didapat, seperti menjaga kondisi tubuh tetap prima, menjaga tubuh untuk selalu bergerak, dan selalu berpikir positif.
"Dengan bergabung di komunitas akan menambah keseruan dalam berolahraga, khususnya komunitas runners. Kami semakin banyak belajar mengenai lari, bisa dari antar-runners itu sendiri atau bisa juga dengan coachrunner," ujarnya.
Dari hobinya berlari, Rizky telah mengikuti banyak event di berbagai wilayah di Indonesia, seperti Bali, Jakarta, dan Bandung.
"Kalau lari rutin di Lampung sih lebih banyak di Bandar Lampung. Hanya waktu itu ada acara internal Pacers, kami lari dari Bandar Lampung menuju Kiluan (Teluk Kiluan, red)," kata dia.

Di Lampung Kurang

Rizky menuturkan berbeda dengan kota-kota besar lainnya yang menjadikan lari sebagai gaya hidup, aktivitas lari di Lampung belum mengarah ke sana. Mengingat di daerah ini belum banyak yang bergabung dengan komunitas lari.
"Sebenarnya kalau untuk di Lampung, lifestylerunner ini masih kurang. Karena di Lampung itu hanya ada Pacers saja. Beda dengan di Jakarta atau kota besar lainnya. Seperti di Jakarta itu banyak banget komunitas larinya, tiap daerah punya komunitas dan seperti itu cocok untuk lifestyle, kalau di Lampung masih belum," ujarnya.
Hal senada diungkapkan Popy Oktavia. Menurutnya, berawal dari ajakan suami olahraga lari, membuatnya ketagihan hingga menekuni olahraga yang murah meriah itu.
Dari hobinya tersebut, Popy aktif mengikuti berbagai event lari baik full marathon (FM) 42 km, maupun half marathon (HM) 21 km, baik di dalam dan luar negeri, seperti Bali dan Singapura.
"Saya lari paling jauh ikut full marathon di Bali tahun 2011. Dan dua kali ikut HM di Singapura. Saat ini sedang persiapan HM marathon di Jakarta," kata dia.
Sebelum menekuni lari, Popy yang juga tergabung di komunitas Pacers, seperti para ibu lainnya yang memilih olahraga senam dan muay thai. Namun, dia menampik menekuni olahraga lari sebagai gaya hidup, melainkan untuk kesehatan dan hobi.
"Sebenarnya kalau ngikutin gaya hidup salah ya. Apalagi ambil maraton. Kalau buat saya karena bikin sehat, ditambah hobi ngikutinrace. Kemudian, lari modalnya murah. Cukup sepatu olahraga, mau di mana saja bisa dikerjakan," kata dia. 

Let's block ads! (Why?)


Baca Kelanjutan Lari Bukan Sekadar Gaya Hidup - Lampost : http://ift.tt/2xp3FxP

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Lari Bukan Sekadar Gaya Hidup - Lampost"

Post a Comment

Powered by Blogger.