Search

Mau Sehat? Contoh Gaya Hidup Masyarakat Yogyakarta - Tempo.co

TEMPO.CO, Jakarta - 7 April ditetapkan sebagai Hari Kesehatan Dunia oleh Badan Kesehatan Duna (WHO). Dalam peringatan kali ini, WHO mengutamakan kesehatan menyeluruh untuk siapa saja di dunia ini. Pengamat dan praktisi kesehatan Jusuf Kristianto mengatakan kondisi Indonesia sudah cukup maju dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakatnya. "Sudah jauh lebih maju dengan adanya program Germas dan Cerdik yang dicanangkan pemerintah. Masyarakat Indonesia sudah mau mengikuti anjuran ini," kata Jusuf kepada Tempo pada 8 April 2018.

Germas adalah singkatan dari Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Promosi yang selalu dilakukan Kementerian Kesehatan terkait Germas adalah melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit, mengonsumsi sayur dan buah, tidak merokok, dan memeriksakan kesehatan secara rutin minimal 6 bulan sekali sebagai upaya deteksi dini penyakit. Selain Germas, ada pula gerakan Cerdik yang merupakan singkatan dari Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres.

Jusuf mengatakan walaupun slogan gerakan kesehatan itu sudah mulai terdengar, namun pemerintah daerah perlu juga untuk terus bergerak meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat di semua daerah Indonesia. "Intinya ada di Otonomi Daerah, program pemerintah daerah harus sejalan dengan program nasional ini," katanya.

Baca juga:

Fakta Kanker Paru, Betulkah Dia Si Misterius yang Baik Hati?
Jangan Salah Mengkonsumsi Vitamin C, Tilik Petunjuk Dokter
Cinta Tak Selalu Harus Mahal, 5 Cara Ini Contohnya

Salah satu daerah Indonesia yang dinilai memiliki budaya yang baik untuk meningkatkan gaya hidup sehat adalah Yogyakarta. Hal itu terlihat dari prestasi Yogyakarta yang mendapat predikat tertinggi dalam Indeks Pembangunan Manusia pada 2017. Kota Yogyakarta menapat nilai 85,32. Jumlah itu di atas rata-rata nasional sebesar 70,18 menurut Badan Pusat Statistik. "Angka harapan hidup Yogyakarta memang tinggi. Padahal tingkat ekonominya tidak setinggi Jakarta," kata Jusuf.

Jusuf membandingkan secara kasat mata. Di Yogyakarta, Anda bisa mendapatkan nasi gudeg yang harganya kira-kira Rp 3 ribu rupiah. Hal itu tidak mungkin terjadi di Jakarta yang biaya hidupnya sudah sangat tinggi.

Salah satu keunggulan pola hidup masyarakat Yogyakarta adalah dalam mengelola stres yang jelas kurang terlihat di Jakarta. "Masyarakat Yogyakarta itu suka interaksi setiap pagi kepada tetangga dan masyarakat di lingkungan sekitar. Mereka juga suka memelihara dan berbicara dengan burung," kata Jusuf.

Menurut Jusuf, interaksi sosial yang tinggi dengan masyarakat dapat meningkatkan rasa persaudaraan yang baik. "Manfaat lainnya saling berinteraksi dan saling membantu adalah menurunkan tingkat stres." kata Jusuf. Mengobati stres menjadi salah satu faktor kesehatan yang cukup sering dilupakan masyarakat urban saat ini.

Let's block ads! (Why?)


Baca Kelanjutan Mau Sehat? Contoh Gaya Hidup Masyarakat Yogyakarta - Tempo.co : https://ift.tt/2H3uI94

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Mau Sehat? Contoh Gaya Hidup Masyarakat Yogyakarta - Tempo.co"

Post a Comment

Powered by Blogger.